Sejarah

Madrasah Aliyah Sairun Pulau Rhun (MA Sairun) merupakan satuan pendidikan menengah berbasis keagamaan di bawah naungan Yayasan Pendidikan Banda Naira. Lembaga ini lahir dari semangat akademik dan kepedulian sosial sivitas akademik Sekolah Tinggi Perikanan (STP) dan Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) Hatta-Sjahrir, yang kini telah bertransformasi menjadi Universitas Banda Naira (UBN).

Gagasan pendirian madrasah ini bermula dari kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) mahasiswa STP dan STKIP Hatta-Sjahrir di Pulau Rhun pada tahun 2021. Kasman Renyaan dan Mizwar Kahar yang ditugaskan ke Pulau Rhun, sebagai instruktur KKN melakukan observasi dan berdiskusi dengan Pemerintah Negeri Administratif Pulau Rhun. Dari hasil pertemuan singkat dengan pemerintah negeri admistratif tersebut muncul gagasan perlunya mendirikan lembaga pendidikan menengah berbasis Islam yang mampu menjawab keterbatasan akses pendidikan di pulau kecil.

Setelah kembali ke kampus, ide tersebut disampaikan kepada Mifta Sabah dalam sebuah diskusi ringan di ruang rektorat. Mifta lalu mengajak Kasman bertemu dengan Dr. Muhammad Farid, M.Sos, Ketua STP dan STKIP Hatta-Sjahrir, di Wisma Tabarak, tempat tinggal beberapa dosen dan pimpinan kampus. Dalam pertemuan itu, gagasan pendirian madrasah mendapat sambutan positif. Tak lama kemudian, saat rapat pembentukan Panitia 9 untuk peralihan status STP dan STKIP menjadi universitas, Dr. Muhammad Farid menginformasikan kepada seluruh sivitas akademika tentang rencana pembentukan satuan pendidikan menengah atas sekaligus pendirian Yayasan Pendidikan Banda Naira sebagai badan hukum.

Sebagai putra Pulau Rhun, Dr. Muhammad Farid mendukung penuh gagasan tersebut. Ia melihatnya sebagai kelanjutan dari cita-cita ayahnya, Prof. Dr. H. Hamadi B. Husain, M.Ag, tokoh pendidikan Maluku asal Pulau Rhun, yang sebelumnya telah menggagas pendirian Madrasah Ibtidaiyah (MI) dan Madrasah Tsanawiyah (MTs) di pulau yang sama.

Dorongan mendirikan MA Sairun juga lahir dari realitas sosial yang dihadapi masyarakat Pulau Rhun. Selama ini, lulusan SMP dan MTs harus menempuh perjalanan laut ke Pulau Naira atau Banda Besar untuk melanjutkan pendidikan menengah. Kondisi ini menyulitkan banyak keluarga karena biaya pendidikan, tempat tinggal, dan pengawasan terhadap anak remaja yang jauh dari orang tua. Di sisi lain sebagian besar remaja memilih bekerja sebagai nelayan jaring bobo (masnait) ketimbang melanjutkan sekolah, sehingga angka putus sekolah meningkat dari tahun ke tahun.

Sebagai langkah konkret untuk membumikan gagasan pendidikan ini, Dr. Muhammad Farid kemudian mengkomunikasikan pembentukan Yayasan Pendidikan Banda Naira kepada Kasman Renyaan. Proses administrasi pendirian yayasan dilakukan melalui Notaris Banyara Sangadji, S.H., M.Kn. di Ambon, dan seluruh dokumen administrasi disiapkan untuk memperoleh pengesahan badan hukum.

Pada bulan November 2021, Yayasan secara resmi dibentuk melalui Akta Notaris Nomor 32 tanggal 26 November 2021, berkedudukan di Banda Naira, Kabupaten Maluku Tengah. Pengesahan oleh Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia tercatat melalui Keputusan Nomor AHU-0028506.AH.01.04 Tahun 2021, dengan daftar yayasan AHU-0038529.AH.01.12 Tahun 2021, yang ditetapkan pada 2 Desember 2021.

Untuk mewujudkan gagasan pendirian madrasah, pada awal Desember 2021 dilaksanakan kegiatan sosialisasi pembentukan Madrasah Aliyah. Mengingat potensi perikanan di Pulau Rhun yang terus berkembang, sosialisasi dipandu oleh civitas akademika STP dan STKIP Hatta-Sjahrir. Kegiatan ini berlangsung di ruang MTs Gemala Hatta dan dihadiri tokoh-tokoh masyarakat setempat. Dalam forum ini, disepakati rencana pendirian Madrasah Aliyah Kejuruan (MAK) sebagai lembaga pendidikan menengah berbasis agama dan kejuruan yang relevan dengan kebutuhan lokal.

Rapat Pendirian MA Sairun

Tampil sebagai pembicara dalam sosialisasi tersebut adalah Aditia Putra Basir, Kasman Renyaan, dan Dr. Muhammad Farid, yang memaparkan visi, tujuan, dan rencana operasional madrasah, sekaligus menekankan pentingnya peran serta masyarakat dalam mendukung pendirian lembaga pendidikan baru di Pulau Rhun. Dengan dukungan yayasan, tokoh masyarakat, dan Pemerintah Negeri Pulau Rhun, MA Sairun Pulau Rhun resmi berdiri.

Madrasah ini memperoleh Izin Operasional dari Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Maluku, H. Yamin, S.Ag., M.Pd.I, dengan Nomor 1569-c Tahun 2022 dan Piagam Nomor 25.Kw/2.3/PP.07/08/2022, tertanggal 15 Agustus 2022.

Izin operasional ini diberikan setelah lembaga pendidikan yang diselenggarakan masyarakat di bawah Yayasan Pendidikan Banda Naira dianggap layak dan memenuhi persyaratan administratif, teknis, serta kelayakan sesuai ketentuan Direktur Jenderal Pendidikan Islam dan Petunjuk Teknis Pendirian Madrasah yang Diselenggarakan Masyarakat melalui sistem online (ijopmadrasah.kemenag.go.id).

Serah terima SK izin operasional dilakukan oleh Kepala Bidang Madrasah La Fatah, S.Ag., MH, didampingi Kepala Tata Usaha H. Yasir Rumadaul, S.Ag., M.Pd dan Kasi Madrasah Murtadho, S.Ag., MH, kepada Ketua Yayasan Pendidikan Banda Naira, Dr. Muhammad Farid, M.Sos, di ruang Bidang Penmad Kanwil di Ambon, pada Kamis, 18 Agustus 2022, sore.

Kehadiran MA Sairun di Pulau Rhun diharapkan menjadi motor penggerak peningkatan mutu pendidikan, sekaligus penjaga warisan budaya dan kearifan lokal masyarakat Banda. Pada masa awal berdiri, kegiatan belajar mengajar berlangsung dengan sarana sederhana dan jumlah siswa terbatas. Sejak resmi beroperasi, Kasman Renyaan dipercayakan memimpin madrasah sebagai Kepala MA Sairun Pulau Rhun periode 2022–2026.

Madrasah yang lahir dari titik nol ini berkomitmen membekali siswa dengan ilmu pengetahuan umum dan agama, menanamkan nilai karakter yang berakar pada tradisi Islam dan budaya kepulauan Banda, serta mendorong peserta didik untuk mengembangkan potensi lokal, seperti kelautan, perkebunan pala, dan pariwisata berbasis budaya, sebagai bagian dari pembelajaran kontekstual yang relevan dengan kehidupan masyarakat Pulau Rhun.

Butuh bantuan?